Minggu, 25 April 2010

Nasehat Kyai Kepada Santri-santrinya

“Aku akan segera bergabung ke masa silam alias akan dipanggil oleh tuhan”, kata seorang kyai pada suatu sore kepada santri-santrinya.
“Aku akan segera berlalu. Masaku akan segera dikuburkan. Kamu sekalian para santri sekarang mulai menapaki masa peralihan. Dan anak-anakmu akan menjadi penghuni dari jaman baru yang dahsyat dan mengagumkan , sesudah orde baru sekarang.”
“Sami’na wa atho’na”, kata para santri dengan penuh ta’dzim.
“Hamba mohon pak kyai, pancarkanlah cahaya yang menerangi cakrawala yang hamba tuju.”
Sang kyai terkekeh-kekeh, “Bahasa dan perilakumu yang seperti itu adalah bahasa generasiku. Sehingga besok akan terkubur bersamaku. Sedangkan bahasamu yang bisa dikenal oleh masyarakat adalah bahasa seks, bahasa ekstasi dan bahasa-bahasa yang makin tidak mengenal sopan-santun. Kini berlatihlah untuk meninggalkan upacara dan detil sopan santun yang bertele-tele semacam itu. Kemudian mulailah suatu cara hidup yang praktis, yang pragmatis, yang etis, efektif dan efisien.”
“Kemudian, karena engkau adalah bapak dari anak-anakmu kelak. Dan cara hidup baru, itulah modal utama yang engkau ajarkan kepada anak-anakmu, agar mereka sanggup berlari seiring dengan perkembangan jaman yang mereka jalani.”
“Jalan hidupku yang bertele-tele jangan engkau warisi dan engkau wariskan kepada generasi di bawahmu, agar mereka tidak digilas oleh buldozer sebuah makhluk baru yang esok lusa akan segera lahir semakin banyak lagi.”
Si santri bertanya: “Apa nama makhluk baru itu, Kyai?”
Sang Kyai menjawab: “al-konglomerat..”
“Makhluk apa itu gerangan, pak kyai?”
“Al-konglomeratu kabirun jiddan. Tubuhnya sangat besar. Salah satu kakinya di pantai kapuk Jakarta, kaki lainnya berada di gunung sebelah selatan Surakarta.”
“Pak kyai, pasti itu semacam Gatotkaca yang berotot kawat bertulang besi?”
“Bukan anakku, otot mereka bukan kawat dan balung mereka bukan besi. Otot mereka adalah jalan-jalan tol. Tulang mereka cor-cor besi gedung-gedung pencakar langit.”
“Jadi kalau begitu mereka sangat kuat ya kyai..”
“Sangat-sangat kuat. Maka katakan kepada saudara-saudaramu dan anak-anakmu jangan sekali-kali berusaha melawan mereka kalau belum sungguh-sungguh menghitung kekuatanmu sendiri.”
“Pak kyai, persisnya seberapa kuat makhluk yang bernama konglomerat itu?”
“Sampai tak terbayangkan karena ia sanggup mengalahkan dengan mudah semua pendekar-pendekar ulung, apalagi sekedar bernama gubernur atau menteri. Kalau sekedar bupati atau yang setingkat hanya dijadikan slilit-slilit kecil di sela-sela giginya. Bahkan ada pimpinan-pimpina di daerah seperti itu yang memaksakan sebuah proyek harus segera dilaksanakan, karena dia segera dipindahkan dari jabatannya, dan harus mendapatkan bonus dari proyek yang dipaksakan itu.”
“Ajaib, ya kyai..”
“Ajaib. Kalau konglomerat meludah, setetes air liurnya bisa menjadi 10 ton supermi. Kalau dia bersin, riaknya menjadi milyaran virus-virus.”
“Kalau batuk, jadi apa kyai?”
“Kalau batuk, jadi mall, supermarket dan plaza-plaza.”
“Luar biasa kalau begitu kyai. Makanan mereka itu apa sehari-hari?”
“Makanan mereka adalah sejenis jajan yang bernama rakyat kecil.”
“Kalau demikian…”, kata si santri, “…akan kuajarkan kepada anak-anakku ilmu binatang.”
“Lho? Apa maksudmu dengan ilmu binatang?”, bertanya pak kyai
“Ilmu keserakahan, kyai. “
“Darimana kamu memperoleh ilmu yang menyadarkan kalau keserakahan adalah milik binatang?”
“Lho, pak kyai gimana..sudah menjadi pengetahuan sepanjang jaman bahwa yang dimaksud kebinatangan adalah kerakusan, kekejian, dan kebiadaban.”
Sang kyai terkekeh-kekeh, terbahak-bahak. “Kyai mana yang ilmunya sesat seperti itu. Tidak ada di dunia ini binatang yang rakus itu tidak ada. Binatang itu selalu berhenti makan kalau sudah kenyang. Tidak ada binatang sudah kenyang terus makan. Manusialah yang terus makan meskipun sudah kenyang. Manusialah yang tidak pernah merasa cukup meskipun sudah memiliki ribuan perusahaan. Manusialah, dan bukan binatang yang tetap merasa kurang meskipun di tangannya sudah tergenggam seratus pulau. Meskipun sahamnya telah berekspansi sampai ke hutan-hutan dan ke dasar-dasar lautan, maupun gunung-gunung di sebelah wetan.”
“Manusialah…”, kata pak kyai, “…yang meskipun telah dia kuasai harta yang bisa dipakai untuk membeli sepuluh kota besar, berpendapat bahwa yang ia jalani adalah pola hidup sederhana.”
“Kalau sepuluh ekor semur bergotong royong mengangkut sejumput gula, mereka tidak akan menoleh meskipun di sekitarnya tergeletak sejumput gula yang lain. Tapi kalau manusia, manusialah yang selalu hanya sibuk mengisi ususnya dengan penguasaan industri makanan dan kosmetik, industri otomotif, properti bahkan industri manipulasi asas-asas pancasila dan kitab suci .”
(Mbah MAN)

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    BalasHapus